Nama : Anggita Ikko Nur Nugraheni
NPM : 16410127
Kelas : PBSI 4C
Teks Ulasan Cerita
Pendek yang berjudul Gadis Kecil Beralis
Tebal Bermata Cemerlang Karya A. Mustofa Bisri
Pada awalnya saya sebelum membaca cerita pendek ini, saya
tertarik dengan judulnya. Cerpen ini berjudul Gadis Kecil Beralis Tebal Bermata Cemerlang Karya A. Mustofa Bisri.
Menurut saya, cerita ini berkisah tentang gadis yang memiliki alis tebal dan
mata cemerlang. Digambarkan seorang gadis lucu yang dimaksud penulis pada
cerpen ini. Namun tafsiran saya tidak semua benar. Setelah saya mulai
membacanya, ternyata ada beberapa yang benar.
Dikisahkan tokoh Aku
yang bertemu seorang gadis beralis tebal dan bermata cemerlang di sebuah
stasiun. Kali pertamanya tokoh Aku melihat
gadis itu dari jendela kereta api menjelang keberangkatannya dari stasiun S ke
kota J. Tokoh Aku sangat penasaran dengan apa yang terjadi dengan gadis itu. Gadis
itu terus memandanginya. Dan mereka pun saling memandang. Namun gadis itu tidak
tersenyum sama sekali. Ia tidak mengekspresikan apa-apa.
Wajah gadis itu terngiang-ngiang sampai tokoh Aku keretanya berangkat. Segala aktivitas
yang ia lakukan tak lepas dari bayangan wajah gadis itu. Sampai tokoh Aku mulai berpikir, anak siapakah gadis
itu? Mengapa dibiarkan sendiri di stasiun? Tokoh Aku merasa mungkin gadis itu adalah seorang pemulung. Namun nampaknya
bukan, karena pakaiannya baik-baik saja. Nampaknya dari keluarga berada.
Peristiwa semacam ini bisa juga terjadi di kehidupan
zaman sekarang, mungkin bisa jadi gadis itu adalah seorang anak yang hilang. Dari
kepolosannya, mukanya tidak melukiskan kesedihan atau kebahagiaan. Mungkin saking
lamanya gadis itu hilang. Tetapi dugaan-dugaan saya itu pun belum tentu benar.
Menurut saya, hal seperti yang diceritakan di awal cerita
seharusnya tidak terjadi. Di mana ada seorang gadis yang ada di stasiun
sendiri. Apalagi usianya masih kecil dan dibiarkan sendiri. Saya bingung dengan
apa yang terjadi dalam cerita pendek ini.
Dalam perjalanan menaiki kereta, akhirnya tokoh Aku sampai di kota J. Namun bayangan
wajah gadis itu tidak pernah hilang dari benak tokoh Aku. Lalu akhirnya, tokoh Aku
menaiki taksi menuju rumah sahabatnya. Sahabatnyan ini telah berjanji untuk
mengenalkan tokoh Aku dengan adiknya yang cantik.
Sahabatnya itu bernama Sahlan. Sahlan tinggal di kawasan
padat penduduk. Rumahnya masuk-masuk gang. Rumahnya sangat sederhana seperti
rumah-rumah yang lain. Dalam peristiwa ini juga sangat umum ditemui di
masyarakat. Di mana banyak rumah-rumah yang berada di kawasan padat penduduk
dengan akses jalan yang sangat sulit. Rumahnya pun dengan bangunan yang
sederhana.
Sesampainya tokoh Aku
di rumah Sahlan, seperti tamu yangt bertamu di rumah orang lain, tokoh Aku ditawari dan diberi suguhan seolah raja. Karena ada pepatah “Tamu
adalah Raja”. Namun Sahlan terlihat gugup, karena ia terlihat bolak-balik
keluar masuk rumah untuk mengambil suguhan hidangan; seperti kue, rokok, hingga
menawari tokoh Aku untuk mandi agar
badannya kembali segar setelah melakukan perjalanan panjang.
Tokoh Aku
sangat penasaran dengan sosok dik dari Sahlan. Apalagi ketika tokoh Aku mandi, ia mendengar ada suara merdu
menyanyikan lagu india. Tokoh Aku
berpikir bahwa adik Sahlan mungkin bisa jadi cantik karena suaranya yang merdu.
Padahal pada zaman sekarang belum tentu orang yang memiliki suara merrdu itu
berwajah cantik.
Namun hal yang paling membuat saya terkejut adalah ketika
Sahlan memperkenalkan sosok perempuan itu ketika ia makan bersama tokoh Aku. Pada bagian ini tokoh Aku juga
melihat wujud dari perempuan bersuara merdu yang menyanyikan lagu India tadi. Ternyata
mukanya sama dengan seorang gadis beralis tebal dan bermata cemerlang yang ia
temui di Stasiun.
Sahlan memperkenalkan perempuan itu sebagai istrinya. Sontak
tokoh Aku terkejut. Bagaimana bisa
wajah istri sahabatnya sama dengan gadis yang ia temui di stasiun. Memiliki alis
tebal dan bermata cemerlang, serta senyumnya yang manis.
Sahlan bercerita tentang istrinya yang cantik itu. Istrinya
tidak pernah berbicara sama sekali. Istrinya lebih sering berkomunikasi dengan isyarat mata. Dan anehnya
lagi, Sahlan juga bercerita kalau ia bertemu istrinya di stasiun yang sama
dengan tokoh Aku.
Gadis itu bernama Shakila yang sekarang menjadi istri
Sahlan. Mukanya sangat mirip dengan gadis yang tokoh Aku temui di stasiun. Bahkan
tokoh Aku sempat mengira bahwa mungkin itu adalah adik Sahlan atau bahkan anak
dari Shakila. Namun Shakila terlalu muda untuk memiliki anak.
Sahlan lebih sering memperkenalkan istrinya dengan
sebutan adik. Istrinya yang jarang berbicara itu lebih sering menggunakan
matanya. Mukanya sangat mirip dengan gadis yang tokoh Aku temi di stasiun.
Pada akhir cerita, tokoh Aku tidak terlalu memperhatikan apa yang diceritakan Sahlan
kepadanya. Karena tiba-tiba bayangan gadis beralis tebal dan bermata cemerlang
itu datang dihadapannya dan menganggu konsentrasinya.
Dalam cerita pendek ini, saya belum menemukan apa maksud
dari cerita ini. Mengapa gadis yang ditemui tokoh Aku di stasiun sama dengan wajah istri dari sahabatnya sendiri. Apakah
gadis itu nyata atau sekadar bayang-bayang saja? Ataukan gadis itu kembar atau
mungkin gadis yang ditemui tokoh Aku adalah
istri dari sahabatnya itu? Saya pun belum menemukan jawabannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar